CLICK HERE FOR THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES »


"Setiap Lebaran Selalu Menyaksikan Cerita Menarik Dan Unik ,Untuk Hati Yang Mahu Menerima Kebenaran"

Wednesday, April 22, 2009

"Daulat Tuanku"...

Tragedi memilukan dialami model Indonesia, Manohara Odelia Pinot. Selain diduga disekap oleh suaminya, Tengku Muhammad Fakhry, putra Raja Kelantan Malaysia, wanita muda tersebut juga diduga disayat-sayat dadanya dengan silet oleh sang suami. Keluarganya menyatakan sang putri kini tak jelas nasibnya.

Kisah memilukan ini diungkapkan Daisy Fajarina, ibunda Manohara. “Anak saya disiksa, di bagian dadanya disilet-silet. Itu yang ngomong dari pihak dalam istana yang punya hati nurani dan nggak tega melihat penderitaan anak saya,” jelas Daisy saat ditemui di Restoran Ampera, Jl KH Ahmad Dahlan, Jakarta Selatan, Senin (20/4) petang.
Daisy mengaku memiliki bukti penyiksaan yang diterima oleh putrinya yang blasteran Indonesia-Prancis tersebut. “Saya juga ada bukti rekaman,” imbuhnya.

Pernikahan Manohara dengan Tengku Temenggong Muhammad Fakhry Petra sebenarnya dikarenakan oleh sebuah ‘kecelakaan’. Pada awal 2007 lalu Manohara mengaku kepada ibunya kalau kegadisannya telah direnggut oleh Tengku. Mendengar pengakuan itu, Daisy mengaku shock. “Saya merasa kecurian dan tertipu. Setiap saya menjabat tangan Tengku, dia selalu bersumpah pada saya tak akan melakukan hal-hal yang maksiat,” tutur Daisy berlinang air mata.
Lantas bagaimana nasib Manohara sekarang?

Sampai saat ini keberadaan sang model berusia 17 tahun itu masih misterius. Artis kelahiran 28 Februari 1992 yang pernah masuk dalam ‘100 Pesona Indonesia’ oleh Majalah Herper’s Bazaar ini diduga disekap oleh pangeran dari Malaysia tersebut. Daisy membenarkan adanya pengambilan secara paksa Manohara oleh Tengku Fakhry.

Manohara adalah putri kedua pasangan Daisy Fajarina dan Reiner Pinot Noack, pria berkebangsaan Prancis. Dari pernikahan yang berakhir dengan perceraian ini, Daisy memiliki dua putri yaitu Dewi Sari Asih dan Manohara Odelia.

Cerita pilu ini bermula dari perkenalan Manohara dengan Tengku Fakhry. Sekitar Desember 2006, Daisy dan Manohara mendapat undangan dari salah satu teman baik yakni makan malam bersama Datuk Najib, Deputi Prime Minister dari Malaysia. Dalam acara itu, Manohara berkenalan dengan Tengku Fakhry yang kelahiran 7 April 1978.

“Ketika pertemuan, beliau terlihat sangat sopan. Setelah beberapa bulan, beliau menujukkan rasa sukanya kepada putri saya Manohara yang saat itu berusia 15 tahun. Selama saya kenal, beliau orangnya baik. Kalau dia datang ke Jakarta, kami sering diajak berlibur bersama.

Dia rajin salat, tak pernah kasar, dan lembut bicaranya. Saya sudah menganggap Tengku anak saya,” kata Daisy.
Kemudian pada Desember 2007 saat malam tahun baru, Manohara datang menemui Daisy dan menangis. “Manohara mengaku bahwa Tengku telah merenggut kegadisannya. Saya merasa kecurian dan tertipu,” kata Daisy.

Setelah itu, Tengku bersedia menikahi Manohara, namun dengan syarat pernikahan akan digelar di bawah tangan. Tetapi Daisy tidak mau anaknya dinikahi secara siri.
Maka pada 17 Agustus 2008, Daisy dan Manohara berangkat ke Kuala Lumpur atas undangan istana Kelantan dalam rangka memperkenalkan Manohara kepada ayah dan ibunda Tengku Fakhry. Kemudian oleh Mufti (ketua agama) ditentukan pernikahan akan digelar 26 Agustus 2008.

Daisy saat itu mengaku kaget, karena tidak ada waktu cukup untuk memberi tahu keluarga dan melakukan segala persiapan. “Waktu itu usia Manohara 16,5 tahun,” jelas Daisy.

Karena sudah diputuskan, pernikahan tetap dilangsungkan. Dalam pernikahan itu, Tengku memberi mas kawin 50.000 RM, kalung berlian, anting-anting, gelang, cincin, dan jam tangan.

Diperlakukan Kasar
Lebih lanjut Daisy menceritakan, selama menjalani kehidupan rumah tangganya dengan Tengku Fakhry, Manohara tidak diperlakukan dengan baik. Menurut Daisy, putrinya kerap dianggap sebagai properti, bukan istri. Kerap kali Tengku Fakhry di hadapan umum memperlakukan Manohara dengan kasar.

Ia sering mengatakan istrinya seperti mobil mewah, tapi karena tidak bisa dikendarai, ganti saja dengan mobil lain. “Sampai pada suatu saat Manohara melarikan diri dari Singapura kembali ke Jakarta ke rumah kontrakan kami,” ungkap Daisy.

“Tapi setelah itu, kami di Jakarta selalu kedatangan tamu untuk mencoba membawa anak saya kembali ke Kuala Lumpur. Saya katakan semua itu terserah Manohara, ” tutur Daisy.

Beberapa kali pihak Tengku Fakhry terus melakukan upaya mengambil Manohara, salah satunya dengan mengajak ibadah umrah. Karena niatnya baik, keluarga Manohara mengizinkan. Maka pada 25 Februari 2009, berangkatlah mereka menuju Jeddah, Arab Saudi, dengan pesawat MAS. Daisy dan Dewi, kakak Manohara, juga diajak serta umrah.”Alhamdulillah, kami melakukan ibadah dengan baik, hubungan kami dengan Tengku pun baik,” ujar Daisy.

“Tanggal 9 Maret 2009, kami bersiap-siap kembali ke tanah air. Sewaktu menuju ke airport, Manohara berangkat satu mobil dengan Tengku Fakhry. Saya dan putri saya, Dewi, dan Pak Mohd. Kamel dengan mobil lain,” katanya.

“Tapi setiba di airport, saya terperanjat karena kita tidak menuju ke terminal commercial tapi ke terminal aviation untuk private jet. Betapa terperanjatnya saya karena pintu pesawat tiba-tiba ditutup, karpetnya digulung. Orang-orang di bawah memberi aba-aba kepada pilot bahwa ada tiga penumpang (Daisy, Dewi, Mohd Kamel, -Red) yang ingin naik, tapi dia tidak peduli,” kisahnya.

Daisy kemudian lari ke sisi kanan pesawat mencari dimana Manohara. “Saya sempat melihat dia ditekan oleh orang di dalam pesawat. Saya sangat takut sekali, saya berteriak ‘anak saya….tolong anak saya…’ Dewi juga berteriak teriak ketakutan, tapi pilot tetap tidak peduli dan menjalankan pesawat sampai wingnya hampir menabrak kami dan mobil yang diparkir di dekat pesawat, ” tutur Daisy.

Sekejap kemudian, lanjut Daisy, Manohara yang wajahnya mirip artis Nia Ramadhani itu melesat bersama pesawat tersebut. “Manohara terbang dengan pesawat Challenger 300 milik Berjaya Air dengan nomor reg 9MTAN dan diterbangkan pilot Kaptain Zakaria Salleh, yang berkebangsaan Malaysia. Pesawat meninggalkan kami begitu saja di runway, kami ketakutan sekali.

Saya tidak menyangka setelah umrah, mereka sanggup melakukan hal yang sangat tidak manusiawi, ” tutur Daisy yang mengakui Manohara pernah pacaran dengan Ardi Bakrie, putra Menko Kesra yang juga pengusaha kaya Aburizal Bakrie.

Daisy langsung melaporkan peristiwa itu ke Kedubes RI di Jeddah. Kemudian pada 19 Maret, dia mencoba ke Malaysia tapi dijegal oleh Imigrasi Malaysia. “Saya tidak boleh masuk dengan alasan yang mereka sendiri tidak bisa kasih alasan. Itu atas permintaan kerajaan Kelantan,” kata perempuan berusia 44 tahun itu.

Pada 23 Maret 2009, Daisy juga melapor ke Direktorat Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Deplu. Ia juga meminta bantuan kepada semua media untuk ikut melakukan investigasi dan pemberitaan untuk mendeteksi jejak putrinya. “Rasanya saya ingin mati saja, tapi saya tahu saya harus kuat untuk anak saya. Saya tidak sanggup membayangkan apa yang akan terjadi pada anak saya,” kata Daisy berlinang air mata.

Tengku Fakhry merupakan putra dari Raja Kelantan, Sultan Ismail Petra. Ibunya bernama Tengku Anis. Fakhry, yang merupakan putra ketiga, memiliki tiga saudara. Masing-masing Tengku Muhammad Faris Petra, Tengku Muhammad Faiz Petra dan Tengku Amalin A’lshah Putri.

Tak ada kegiatan terbaru yang pernah dilakukan Fakhry. Terakhir ia sempat membuka festival makanan di Kelantan, 21 Juli 2008 silam. Kegiatan ini merupakan even rutin untuk menarik kedatangan turis ke negara bagian tersebut.
Dipetik dari: Akhbar Surya
Daulat Tuanku!...pasti berita-berita seperti ini sukar untuk kita dapati di dada-dada akhbar nasional milik kerajaan..Bukan niat untuk menderhaka.Pemimpin perlu menunjukkan contoh yang baik dalam memastikan rakyat mengikut contoh yang baik.Dengan cerita-cerita seperti ini,sedikit sebanyak akan "menjejaskan" dan "melahirkan" perasaan keraguan dalam detik aku membilang hari kearah alam rumah tangga.."orang Malaysia itu kelihatan baik,alim pada zahirnya..tapi sebenarnya perilakunya kasar ...." dashhhhhh satu ayat dari si "dia" mengunkapkan dari peristiwa yang kini menjadi isu hangat di dada akhbar di indonesia.Adakah kerana gelaran "DIRAJA" dan pangkat mereka berhak melakukan sewenangya?Jangan sampai suatu hari nanti dengan sikap "angkuh"dan "sombong"maka sejarah Sultan Mahmud berlaku kembali atas sikap kezaliman raja itu sendiri..DAULAT ISLAM!!DAULAT AL -QURAN!!DAULAT SUNNAH!!..Pada suatu hari berkirim suratlah baginda kepada ulama Tabi’in yang masyhur, Hasan Basri, bertanya kepada beliau dari hal sifat-sifat Imam (raja) yang adil. Maka telah menjawab Hasan Basri demikian bunyinya:Ketahuilah hai Amirul Mukminin, bahawasanya Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah menjadikan raja yang adil laksana tongkat tua yang teguh condong yang akan menauri, lemah yang akan membila. Dia menjadi tujuan dari segala orang yang ragu, memperbaiki segala yang rosak, menguatkan segala yang lemah, tempat mengadu bagi tiap-tiap yang teraniaya, tempat kembali dari tiap-tiap yang sengsara.”

“Imam yang adil ya Amirul Mukminin, ialah laksana seorang pengembala yang hati rahim kepada binatang pengembalaannya; dibawanya ke padang yang berumput subur, dijaganya jangan jatuh ke lurah yang curam, dijaganya dan dipeliharanya jangan ditangkap binatang buas, dipeliharanya jangan ditimpa dahaga dan kepanasan.”

“Imam yang adil ya Amirul Mukminin, laksana seorang ayah yang cinta akan anak-anaknya, diasuhnya semasa anak itu kecil, diajarnya setelah anak itu besar, dituntunnya di dalam mencari penghidupan, dikumpulkannya harta bersusah payah, untuk anaknya itu jika si ayah mati.”

“Imam yang adil ya Amirul Mukminin, laksana seorang ibu yang pengasih, dikandungnya anaknya dalam perutnya dengan susah payah, diasuhnya setelah anak itu lahir. Tidak tidur matanya malam, jika anaknya bangun, dia termenung jika dilihatnya anaknya duka, disusukannya; puas disusukan digendungnya. Mukanya berseri-seri jika si anak sihat, mukanya muram jika si anak sakit.”

“Imam yang adil ya Amirul Mukminin, ialah laksana seorang yang berdiri di antara Allah dengan hamba-Nya, didengarnya Maha Tuhan dengan tenang, setelah itu diterangkannya bagaimana wajah-Nya kepada mereka. Dibimbingnya tangan umat supaya sama-sama ke hadrat Rabbi, memohonkan kurnia-Nya.”
“Oleh sebab itu ya Amirul Mukminin, janganlah paduka sebagai budak yang dipercayakan oleh penghulunya kepadanya menyimpan hartanya dan memelihara kaum kerabatnya, lantas budak itu khianat akan amanat, dimusnahkannya harta benda itu dan disia-siakannya petaruh.”

“Kemudian itu ingatlah ya Amirul Mukminin akan maut dan apa yang akan kejadian sesudah mati. Ingatlah bahwa persedian paduka agaknya sedikit, orang yang akan menolong paduka tidak ada. Bersiaplah untuk menghadapi mati, dan untuk menghadapi zaman sesudah mati.”

“Ketahuilah pula ya Amirul Mukminin, bahawa paduka akan tinggal dalam sebuah rumah yang tidak serupa dengan rumah yang paduka diami sekarang. Lama sekali paduka akan mengeluh di sana, dan tidaklah seorang juga yang akan menemuinya, hanya tinggal seorang diri dalam kesunyian."

"Oleh sebab itu berkemaslah dari sekarang dan bersiaplah. Kerana perkemasan dan persiapan yang disediakan lebih dahulu, itulah hanya yang akan menolong di sana kelak, iaitu pada waktu lari padanya manusia daripada saudaranya dan ibunya daripada ayahnya dan isterinya, daripada anaknya sekalipun.”

0 comments: